Pernahkah kamu bertanya-tanya, kapan terakhir kali ruang tamu di rumah benar-benar digunakan untuk menyambut tamu? Dengan perubahan gaya hidup, teknologi, dan budaya, ruang tamu semakin jarang difungsikan seperti dulu. Bahkan, banyak interaksi sosial kini berpindah ke kafe, restoran, atau grup chat WhatsApp.
Lalu, apakah ruang tamu masih relevan di rumah modern? Atau justru lebih baik mengalihfungsikan ruang tersebut untuk kebutuhan lain?
Dari sudut pandang arsitektur, ruang tamu adalah area transisi antara ruang luar dan ruang pribadi penghuni rumah. Dalam tradisi Timur, ruang tamu menjadi simbol keramahan, mencerminkan kepribadian pemilik rumah sekaligus memberikan penghormatan kepada tamu.
Namun, fungsinya mulai berubah di era modern. Banyak rumah Barat menggabungkan ruang tamu dengan ruang keluarga untuk menciptakan area multifungsi. Sementara di Indonesia, ruang tamu tetap mempertahankan perannya, meski kini lebih fleksibel dalam desain.
Desain ruang tamu dapat menciptakan suasana yang mendukung interaksi sosial. Contohnya:
Desain memengaruhi mood tamu dan bahkan durasi kunjungan mereka. Mau tamu merasa betah atau sekadar singgah sebentar? Pilihan desain ruang tamu akan menentukan jawabannya.
Jika ruang tamu terasa kurang relevan, teras semi-terbuka bisa menjadi alternatif yang fungsional. Konsep ini terinspirasi dari pendopo tradisional Jawa yang menghadirkan ruang santai untuk tamu tanpa harus masuk ke dalam rumah.
Teras minimalis dengan kursi, meja kecil, dan dekorasi tanaman hijau menciptakan suasana santai sekaligus menjaga privasi. Selain itu, ruang semi-outdoor ini lebih mudah dirawat dan cocok untuk interaksi singkat dengan tamu.
Ruang tamu memang memiliki akar budaya yang kuat, tetapi relevansinya di masa kini tergantung pada kebutuhan pribadi. Kamu bisa memilih untuk mempertahankan, mengalihfungsikan, atau mengganti ruang tamu dengan solusi desain yang lebih praktis. (Alfiansyah/Sibambo Studio)